Ramayana – Berburu Kijang Kencana – Rama, Kalamarica, Kijang Kencana ….. ( artikel 15 )

Rama, Kijang, Kalamarica ,Cakil,Ramayana - sriwisnu

Kala Marica adalah salah satu pembantu Rahwana yang sakti, Kesaktian yang dimilikinya adalah dia bisa berubah wujud menjadi apapun yang diinginkan. Rahwana menyuruh Kalamarica menjelma menjadi seekor kijang kencana dengan tanduk yang bertahtakan intan berlian. Rahwana sendiri akan menjelma sebagai pertapa tua. Maka berangkatlah Rahwana dan Marica ke hutan Dandaka.

Marica segera menjelma menjadi seekor kijang kencana. Begitu melihatnya, hati Shinta segera tertarik dan ia ingin menangkap serta memelihara kijang kencana tersebut. Tapi kijang itu amat sukar ditangkap. Sita meminta Rama agar Rama menangkap kijang itu untuknya.

Sambil menyandang busur dan anak panah Rama pergi ke dalam hutan untuk menangkap kijang kencana. Diburunya kijang itu, dan akhirnya dipanahlah agar tak dapat berlari lagi. Anak panah Rama melesat tepat mengenai Kijang Kencana. Seketika kijang kencana berubah wujud menjadi Marica.

 

 

Posted in cakil, kalamarica, mahabharata, ramayana, wayang kulit, wayang orang, wayang purwa, wayang wong | Tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a comment

Tari Srikandi Cakil ( artikel 14 )

Bambangan Srikandi Cakil - sri wisnuTari Srikandhi Cakil merupakan pethilan dari cerita Mahabarata. Dimana menceritakan Cakil yang diutus oleh Prabu Jungkungmardeya dari Palanggubarja untuk memboyong Dewi Wara Srikandhi yang akan dijadikan istri Prabu Jungkungmardeya. Di tengah perjalanan Cakil bertemu dengan Srikandhi tetapi Cakil belum tahu kalau sebenarnya wanita yang ditemuinya itu adalah Dewi Wara Srikandhi. Setelah terjadi dialog antara keduanya Cakil terkejut karena ternyata wanita yang ada di hadapannya adalah Dewi Wara Srikandhi yang dicarinya. Dalam dialog itu Cakil menyampaikan pesan dari prabunya untuk memboyong Dewi Wara Srikandhi, karena Srikandhi menolak maka Cakil berusaha memboyong Srikandhi secara paksa sehingga terjadi peperangan antara keduanya dan akhirnya Cakil kalah oleh panah Srikandi.

Posted in cakil, kalamarica, mahabharata, ramayana, wayang kulit, wayang orang, wayang purwa, wayang wong | Tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a comment

Dialog Cakil Dalam Adegan “Perang Kembang” Wayang Orang ( artikel 13 )

Bambangan cakil - sri wisnuTokoh Cakil ternyata tidak ditemukan baik di cerita Mahabharata dan Ramayana India. Dapat disimpulkan bahwa tokoh Cakil hanya ada dalam cerita Mahabharata dan Ramayana (Klamarica) Indonesia.

Dalam Pertunjukan Wayang Kulit Purwa Semalam suntuk kita bisa menemukan tokoh ini dalam adegan Perang Kembang Pathet 9. Di dalam adegan ini biasanya diceritakan bahwa Cakil sedang menjaga tapal batas sebuah kerajaan tertentu, dan tidak diperbolehkan siapapun yang melewatinya. Berikut cuplikan dialog yang biasa terjadi antara Cakil dan Tokoh Bambangan.

Cakil: “E ladalah, sasuwene aku pacak baris ing alas iki, ana satria bagus, baguse uleng-ulengan, dedege ngringin sungsang, lakune njungkar angin. Ayo ngakua, ngakua, ngaku! Sapa jenengmu, endi omahmu, endi omahmu, sapa jenengmu?”

Satria: “Buta, buta pantes temen sesipatanmu, dene takon tanpa parikrama, ucapmu cariwis, tanganmu surawean kaya wong ngegusah.”

Cakil: “E.. Babo, ladak lirih satria iki!”

Saria: “Apa abamu! Buta, sapa pracekamu lan ing ngendi dhangkamu.”

Cakil: “E… Ditakoni durung sumaur malah genti takon”

Satria: ”Jamak lumrah wong tetakon ganti pitakon”

Cakil: “Iya, yen kowe takon marang aku, aku andeling praja Girikadasar, Tumenggung Ditya Klanthangmimis, balik kowe sapa jenengmu lan ngendi pinangkamu?”

Satria: “Yen jeneng ora duwe, yen kekasih ndakwangsuli.”

Cakil: “Nyata ladak satria iki! sapa kekasihmu.”

Satria: “Ya iki satria ing Tanjunganom, Raden Angkawijaya kekasihku”

Cakil: “Sumedya marang endi lakumu?”

Satria: “Ngetut tindaking suku, nuruti kareping budi”

Cakil: “E..Ladalah! Yen kena ndak eman becik balia, aja mbacut, halaran alas iki lagi dadi sesengkerane gustiku, yen ana janma liwat kudu bali.”

Satria: “Aweh ya mbacut, ora aweh ya mbacut.”

Cakil: “E..Bojleng-bojleng belis laknat jeg-jegan! Apa wani marang aku?”

Satria: “Kang ndak wedeni apamu”

Cakil: “E, lah keparat. Kekejera kaya manuk branjangan, kopat kapita kay ula tapak angin, kena ndak saut, ndak sabetake, sida sumyur kwandhamu.”

Satria: “Mara dikepara ngarsa.”

Setelah terjadi peperangan antara Cakil dan tokoh Bambangan, akhirnya Cakil selalu tertusuk oleh keris nya sendiri (senjata makan tuan). Makna filosofisnya  bahwa kita semua harus selalu berhati-hati dan waspada terhadap apapun, termasuk waspada dengan diri kita sendiri.

Posted in cakil, kalamarica, mahabharata, ramayana, wayang kulit, wayang orang, wayang purwa, wayang wong | Tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a comment

Tari Bambangan Cakil (artikel 12)

Tari Bambangan Cakil merupakan sebuah Tari Klasik yang berasal dari Jawa dengan menggunakana gaya tari Surakarta. Tari ini menceritakan peperangan antara kebaikan dan kebatilan yang dilambangkan dengan perang ksatria melawan raksasa. Ksatria adalah tokoh yang bersifat halus dan lemah lembut, sedangkan Raksasa menggambarkan tokoh yang kasar dan bringas.

Didalam pementasan Wayang Kulit, adegan perang kembang ini biasanya keluar tengah-tengah atau di Pathet Sanga. Perang antara Ksatria (Bambangan) melawan raksasa ini sangat atraktif, dalam adegan ini juga bisa digunakan sebagai tempat penilaian seorang dalang dalam menggerakkan wayang.

Makna yang terkandung dalam tarian ini adalah bahwa segala bentuk kejahatan, keangkara murkaan pasti kalah dengan kebaikan.

Ternyata Ini filosofi yang terkandung dalam tarian ini. Dalam kehidupan ini Tarian Bambangan Cakil bisa diasumsikan pada kehidupan siswa yang sedang belajar kemudian mendapatkan berbagai kesulitan tapi akhirnya bisa lulus juga. Tarian ini bisa juga menggambarkan dua orang yang sedang memadu kasih yang dalam perjalannya senantiasa mendapatkan cobaan dari sekitarnya, tetapi akhirnya masalah-masalah tersebut bisa diatasi dan akhirnya bisa naik ke pelaminan. Karena sebuah pernikahan akan membentuk sebuah Rumah Tangga baru,dan ini akan seperti sebuah Kapal yang akan mulai berlayar, semakin ketengah samudra, maka akan semakin banyak badai yang akan menerpa.

Belajar dari filosofi Tarian Bambangan Cakil, kita harus bisa memerangi Hawa nafsu kita untuk bisa memanangkan apa yang menjadi harapaan dan tujuan hidup kita.

 

 

Posted in cakil, kalamarica, mahabharata, ramayana, wayang kulit, wayang orang, wayang purwa, wayang wong | Tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a comment

Belajar Cara Mengenakan Pakaian Tari Jawa Gaya Surakarta (Pria) …. (artikel 11)

cakil - sri wisnuTokoh Cakil dalam Seni Tari Jawa Gaya Surakarta tidak terlepas dari wayang kulit purwa, baik dari segi tata rias, gerak, suara, maupun tata busana. Dalam tata busana tari jawa gaya Surakarta dikenal beberapa macam (item) barang yang harus dikenakan, seperti kathog, jarik, stagen, sabuk timang, uncal, boro, samir, sampur, klat bahu, binggel, srempang, gelang, kalung kace, wok, irah-irahan, sumping, dan keris.

Video ini berisi mengenai bagaimana cara mengenakan pakaian tari jawa gaya Surakarta secara umum pada tokoh pria. Dijelaskan juga nama barang (item) beserta bagaimana cara mengenakannya.

 

(penulis: Anggara SW)

Posted in cakil, kalamarica, mahabharata, ramayana, wayang kulit, wayang orang, wayang purwa, wayang wong | Tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a comment

Belajar Tata Rias (Make up) Wajah Cakil (artikel 10)

cakil - sri wisnuCakil is an interesting character in Wayang Kulit Purwa. We can find this character in The Javanese Mahabharata and The Ramayana Story (Cakil as Kalamarica). In the javanese classical dance there are various kind of the face make up of Cakil. This video contains how to do the face make up of Cakil (simple one).

Cakil merupakan sebuah tokoh yang menarik. Kita bisa menemukan tokoh ini di cerita Mahabharata dan Ramayana (Cakil=Kalamarica). Di dalam seni tari jawa gaya surakarta, kita bisa menemukan beberapa macam gaya (corak) make up wajah Cakil.

Video ini berisi mengenai salah satu bentuk make up wajah Cakil yang sederhana.

 

(penulis: Anggara SW)

Posted in cakil, kalamarica, mahabharata, ramayana, wayang kulit, wayang orang, wayang purwa, wayang wong | Tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a comment

Belajar Gerak Dasar Cakil – Latihan “Perang Kembang” dalam Seni Tari (artikel 9)

cakil - sri wisnuWayang kulit purwa sebagai sebuah pertunjukan ternyata memiliki beberapa adegan. Salah satunya adalah adegan Perang Kembang. Dalam adegan ini kita bisa melihat tokoh Cakil sedang menggoda dan menghalangi seorang ksatria dalam mencapai tujuan hidupnya. Dalam adegan ini terjadi peperangan antara Cakil dan ksatria yang akhirnya dimenangkan oleh ksatria. Itu merupakan symbol bahwa si ksatria sudah bisa meredam ke empat hawa nafsunya yaitu amarah, aluamah, supiah, dan mutmainah yang diwujudkan dalam bentuk buto Cakil dan kawan-kawannya.

Video ini berisi gerak dasar Cakil dalam adegan Perang Kembang dalam bentuk tari yang diadaptasi dari wayang kulit purwa.

 

(penulis: Anggara SW)

Posted in cakil, kalamarica, mahabharata, ramayana, wayang kulit, wayang orang, wayang purwa, wayang wong | Tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a comment

Belajar Gerak Dasar Cakil – “Perang Kembang” dalam Wayang Kulit Purwa (artikel 8)

cakil - sri wisnuWayang adalah salah satu budaya bangsa Indonesia.  Dari sabang sampai merauke terdapat banyak sekali jenis wayang. Ada wayang bali, wayang sasak, wayang Kancil, dan juga wayang kulit purwa. Dalam hubungannya dengan tokoh Cakil, hanya dalam wayang kulit purwa kita bisa menemui tokoh ini.

Dalam pertunjukan wayang kulit purwa semalam suntuk terdapat beberapa adegan yang biasanya dilakukan oleh para dalang, salah satunya adalah adegan Perang Kembang. Di dalam adegan ini kita bisa melihat seorang pemuda (bambangan) biasanya sedang mempunyai tujuan tertentu (bertapa, mencari wahyu, dll). Dalam pencarian tersebut si pemuda senantiasa diganggu dan digoda oleh permasalahan duniawi yang disimbolkan dengan adanya Buto Cakil.

Cakil umumnya ditemani oleh tiga raksasa yang berwarna tiga macam. Hal ini terkadang dihubungkan dengan simbolisasi nafsu-nafsu manusia, yakni nafsu amarah, aluamah, supiah, dan mutmainah. Cakil digambarkan sebagai raksasa yang lincah, mahir pencak, dengan gaya berkelahi yang diselingi tarian yang khas. Yang jelas dalam perang ia selalu mati terkena keris pusakanya sendiri. Cakil juga bisa diartikan sebagai tokoh yang gigih, dan setia pada tugas sampai titik darah penghabisan.

Video ini berisi gerak dasar Cakil dalam adegan Perang Kembang dalam bentuk wayang kulit purwa.

 

(penulis: Anggara SW)

Posted in cakil, kalamarica, mahabharata, ramayana, wayang kulit, wayang orang, wayang purwa, wayang wong | Tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a comment

Belajar Gerak Dasar Cakil – Menggunakan Senjata ” Keris & Trisula ” (artikel 7)

cakil kerisSelain bertarung menggunakan tangan kosong, Cakil juga bisa bertarung menggunakan senjata yaitu keris. Bahkan dalam wayang kulit purwa pun ketika Cakil kalah bertarung kemudian dia menghunus keris nya dan kembali lagi ke medan laga. Di jaman modern ini banyak sekali pengaruh-pengaruh hal baru yang dimasukkan dalam kesenian tradisi. Dalam perkembangan jaman ini, seorang tokoh Cakil bisa menggunakan senjata selain keris, untuk hiburan. Misalnya menggunakan tombak, pisau terbang, maupun trisula.

Video ini berisi mengenai gerak Cakil dalam menggunakan senjata Keris dan Trisula.

(penulis: Anggara SW)

Posted in cakil, kalamarica, mahabharata, ramayana, wayang kulit, wayang orang, wayang purwa, wayang wong | Tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a comment

Belajar Gerak Dasar Cakil – Gerak ” Kombinasi dan Variasi ” (artikel 6)

cakil - sri wisnuSetelah mempelajari gerak dasar tangan dari tokoh Cakil, meliputi gerak ceklekan, warming up, gerak AiUO dan pengetahuan gerak dasar dari wayang kulit purwa, kemudian kita bisa menggabungkan semua gerak yang sudah kita pelajari menjadi satu. Ibaratnya kita copy paste satu gerak ke gerak yang lain. Biasanya kita sebut sebagai gerak combinasi dan variasi. Tergantung dari kemampuan kita meramu nya. Sehingga hasil dari masing-masing penari cakil pasti berbeda-beda kembangan geraknya.

Video ini berisi mengenai gerak dasar Cakil yang berupa gerak kombinasi dan variasi.

(penulis: Anggara SW)

Posted in cakil, kalamarica, mahabharata, ramayana, wayang kulit, wayang orang, wayang purwa, wayang wong | Tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a comment

Belajar Gerak Dasar Cakil – Gerak dasar ” A i U O ” (artikel 5)

 

cakil - sri wisnuSejak kita masuk Taman Kanak-kanak (TK) kita sudah diperkenalkan dengan huruf abjad A B C D E F G … Z yang berjumlah dua puluh enam. Dari huruf-huruf tersebut dibagi menjadi dua yaitu huruf hidup (vokal) dan huruf mati (konsonan).

Dari semua model gerak pada tokoh Cakil, ternyata bisa disimpulkan bahwa ada beberapa gerak yang sering  diulang-ulang dan paling sering digunakan. Gerak itu dirumuskan menjadi empat gerak dasar Cakil yang terdiri dari gerak yang diberi nama gerak …. A I U O …. . Apa saja to ke empat gerak itu?

Video ini berisi mengenai gerak dasar Cakil yang sering digunakan yang diberi nama gerak A I U O.

(penulis: Anggara SW)

Posted in cakil, kalamarica, mahabharata, ramayana, wayang kulit, wayang orang, wayang purwa, wayang wong | Tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a comment

Belajar Gerak Dasar Cakil – “Warming Up” ceklekan pada Tangan (artikel 4)

cakil - sri wisnuGerak cakil sangat tidak lazim jika di bandingkan dengan gerak tokoh-tokoh pewayangan dalam wujud tari. Biasanya dalam tari gaya surakarta dikenal joget alus, joget gagah, joget bapang, dan lain-lain. Tetapi untuk Cakil, dia tidak masuk dalam kategori manapun. Pada akhirnya gerak cakil diambilkan dari gerak tokoh cakil pada pertunjukan wayang kulit purwa yaitu berupa gerakan memutar, menekuk tangan (ceklek).

Video ini berisi mengenai gerak paling dasar (ceklekan) tokoh cakil diambil dari adaptasi gerak wayang cakil pada pertunjukan wayang kulit purwa.

Cakil is an interesting character both in Javanese Mahabharata story and in Ramayana story (Kalamarica). Cakil is the symbol of evil which always fight against the goodness as symbolized by a refined warrior. When Cakil is performed on the classical dance, it has so many interesting movements which is adapted from the The movements of Cakil in The Wayang Kulit Purwa performance, specially for the hand movements.

 

(penulis: Anggara SW)

Posted in cakil, kalamarica, mahabharata, ramayana, wayang kulit, wayang orang, wayang purwa, wayang wong | Tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a comment

Belajar Gerak Dasar Cakil – Gerak Original Tokoh Cakil dalam Wayang Kulit Purwa (artikel 3)

cakil - sri wisnuCakil is an interesting character both in Javanese Mahabharata story and in Ramayana story (Kalamarica). Cakil is the symbol of evil which always fight against the goodness as symbolized by a refined warrior. When Cakil is performed on the classical dance, it has so many interesting movements which is adapted from the The movements of Cakil in The Wayang Kulit Purwa performance, specially for the hand movements.

Cakil merupakan tokoh yang sangat menarik baik di dalam cerita Mahabharata (Jawa) maupun dalam cerita Ramayana (Kalamarica). Cakil merupakan symbol dari kejahatan yang senantiasa selalu menggoda dan menghalangi kebaikan (satria) dalam menjalani pertapaan. Ketika Cakil dipentaskan dalam seni pertunjukan tari klasik, tokoh ini memiliki gerakan-gerakan yang sangat menarik yang diambil dari gerak tokoh Cakil dalam pertunjukan Wayang Kulit Purwa, terutama gerakan tangan.

Video ini berisi mengenai gerak dasar dari tokoh cakil yang diambil langsung dari gerak wayang kulit purwa. Selamat menikmati.

(penulis: Anggara SW)

Posted in cakil, kalamarica, mahabharata, ramayana, wayang kulit, wayang orang, wayang purwa, wayang wong | Tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a comment

Belajar Gerak Cakil – Dasaran ” Gagah Bapang ” (artikel 2)

cakil - sri wisnuCakil adalah sebuah tokoh yang menarik baik di cerita Mahabharata maupun Ramayana. Sebenarnya Cakil bukanlah sebuah nama, namun adalah sebutan untuk raksasa. Ia bisa diberi nama apa saja oleh Dalang yang memainkannya, kadang bernama Ditya Gendirpenjalin, kadang juga bernama Gendringcaluring, Klanthangmimis, Kalapraceka, dan bahkan saya pernah menjumpai dalang menamainya Ditya Kala Plenthong.

Ketika tokoh Cakil dipentaskan dalam tari klasik jawa gaya surakarta sangat susah kategorinya. Karena Cakil adalah tokoh yang dibuat untuk menunjukkan kemahiran seorang dalang dalam memainkan wayang kulit purwa (sabetan). Karena cakil bertubuh manusia dan berpakaian satria, dia masuk dalam kategori Joget Gagah. Tetapi cakil berwajah raksasa, berarti dia harus menggunakan Joget Bapang. Dalam prakteknya ketika ditarikan dalam tari klasik gaya surakarta, Cakil menggunakan joget Bapang Gagah, yaitu campuran dari joget Gagah dan Bapang dikarenakan sifat, karakter, dan jenis dari tokoh ini.

Video di bawah merupakan Joget Bapang Gagah yang sering dapat dilihat pada tokoh Cakil.

Posted in cakil, kalamarica, mahabharata, ramayana, wayang kulit, wayang orang, wayang purwa, wayang wong | Tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a comment

Cakil (artikel 1)

cakil - sri wisnuCAKIL, tokoh raksasa dalam dunia pewayangan, khususnya pada Wayang Purwa. Meskipun Cakil bukan termasuk raksasa yang berukuran tubuh besar, bentuk penampilannya mudah dikenali. Rahang bawahnya menonjol panjang ke depan dengan satu gigi bawah mencuat panjang ke atas. Matanya selalu mengeriyip, agak memicing.

Selain itu warna suaranya juga khas, seperti suara orang tercekik, nadanya tinggi, berbeda dengan suara raksasa pada umumnya yang bernada rendah dan lantang. Hampir dalam setiap lakon ia muncul sebagai ‘komandan’ pasukan raksasa yang bertugas menjaga atau tapal batas kerajaan tertentu, Namun, dalam beberapa lakon tertentu Cakil juga tampil dengan peran menonjol.

Cakil muncul dalam lakon-lakon wayang dengan berbagai nama, antara lain Ditya Kalacakil - sri wisnu Gendir Penjalin, Ditya Kala Carang Aking, Kala Klantang Mimis. Ki Dalang kadang-kadang bahkan menciptakan nama baru bagi tokoh ini. Ia merupakan satu-satunya raksasa yang bersenjata keris, bukan satu tetapi dua, kadang-kadang tiga, tetapi selalu mati tertusuk kerisnya sendiri.

Cakil pada Panggung Wayang Orang Gaya Surakarta. Perang antara Cakil dengan tokoh ksatria Bambangan merupakan tari perang yang indah. Di Surakarta perang ini disebut Perang Kembang, sedangkan di Yogyakarta disebut Perang Begal

Tokoh peraga wayang Cakil oleh kebanyak dalang Wayang Kulit Purwa juga digunakan sebagai wayang srambahan untuk memerankan tokoh Kala Marica, anak buah Prabu Dasamuka dalam peristiwa penculikan Dewi Sinta pada seri Ramayana. Namun, pada perangkat Wayang Kulit Purwa yang lengkap, diciptakan tokoh peraga Wayang Kulit untuk peran Kala Marica. Bentuknya serupa sekali Cakil, tetapi rambutnya terurai, tidak digelung.

cakil - sri wisnuPerang antara Cakil dengan tokoh ksatria Bambangan disebut perang kembang, atau perang begal, hampir selalu muncul pada setiap lakon wayang. Perang itu ditampilkan baik pada pergelarang Wayang Kulit Purwa maupun pertunjukan Wayang Orang.

Pada adegan itulah biasanya Ki Dalang mempertunjukkan kemahirannya dalam sabetan, yakni ketrampilan menggerakkan peraga wayang. Gerakan sabetan pada Wayang Kulit Purwa, maupun pada gerakan penari pemeran tokoh Cakil dalam pertunjukan Wayang Orang, dipengaruhi gerakan jurus-jurus pencak silat.

Tokoh Cakil hanya terdapat dalam dunia pewayangan Indonesia, dan tidak ada dalamcakil - sri wisnu Kitab Mahabarata. Tokoh wayang raksasa, yang kedua tangannya dapat digerakkan (tokoh raksasa pada Wayang Kulit Purwa pada umumnya hanya dapat digerakkan tangan depannya saja, kecuali tokoh raksasa tertentu), itu diciptakan oleh seniman pencipta wayang pada zaman Mataram, tepatnya tahun 1630 atau 1552 Saka. Ini ditandai dengan candra sengakala yang berbunyi Tangan Yaksa Satataning Janma. Dengan demikian dapat diketahui bahwa Cakil diciptakan pada zaman pemerintahaan Sultan Seda Krapyak, raja Mataram kedua.

Karena Cakil selalu mati tertusuk kerisnya sendiri, dalam masyarakat Jawa sering dipakai sebagai contoh perilaku yang buruk. Jika seseorang sering kena musibah akibat ulah dan perilakunya sendiri, maka orang semacam itu dikatakan tingkahnya seperti Buta Cakil.

cakil - sri wisnuSebelum kematiannya, Cakil biasanya bercanda dulu, lalu bertengkar dengan para punakawan.

Cakil termasuk salah satu dari Buta Prepat atau Raksasa Empat Sekawan. Tiga jenis raksasa lainnya yang juga tergolong Buta Prepat adalah Buta Rambut Geni, Buta Terong, dan Bragalba (Pragalba).

Dalam pewayangan mereka selalu muncul dalam adegan pencegatan ksatria yang sedang dalam perjalanan. Dan, mereka semua selalu mati.

Bagi pecinta wayang yang memandang budaya wayang dari sudut falsafah, adegan ini melambangkan seorang ksatria yang berhasil menaklukkan empat nafsu pribadinya, yaitu amarah, aluamah, sufiah, dan mutmainah. Keempat raksasa prepat  itu mewakili keempat nafsu manusia.

Dalam seni kriya Wayang Kulit Purwa, tokoh Cakil dirupakan dalam empat wanda, yakni wanda Kikik atau Benceng, Bathang atau Cicir, Nagadan UdalanPada pedalangan di Surakarta, Cakil wanda Udalan lebih sering digunakan pada pergelaran lakon-lakon yang tergolong pada kelompok lakon Ramayana dan Lokapala.

Tokoh wayang Cakil bukan hanya terdapat pada Wayang Kulit Purwa, dan Wayang Orang, juga pada Wayang Golek Purwa Sunda.

Posted in cakil, kalamarica, mahabharata, ramayana, wayang kulit, wayang orang, wayang purwa, wayang wong | Tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a comment